Notification

×

Iklan

Iklan

TNI-AD Monitoring Dampak Stunting di Desa Hutanamora

Sabtu, 29 April 2023 | 11:52 WIB Last Updated 2023-04-29T04:52:14Z
Tim penurunan stunting turun ke lokasi warga yang terkena dampak stunting | dok. TNI 

Kabar Center

TNI-AD melalui Babinsa Rayon Militer 03/Pangururan melakukan monitoring warga yang terkena dampak stunting di Desa Hutanamora, Jumat (28/04).

"TNI berperan dan selalu berusaha untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting di wilayah teriotrial kita," kata Danramil 03/Pangururan Kapt. Inf. Sugino melalui Babinsa Kopda Polten Simbolon.

Monitoring lanjut dia, dilakukan ke lokasi warga yang terkena dampak stunting. "Melakukan pembersihan rumah, memberikan bibit sayur dan tambahan gizi serta memberi instruksi hidup sehat dan bersih.

Polten melanjutkan, salah satu warga binaan yang terdeteksi oleh dinas Kesehatan langsung diberi perhatian khusus dengan mengadakan aksi nyata guna memotivasi keluarga tersebut agar hidup sehat.

"Kasus stunting harus ditekan. Intinya bahwa penurunan stunting merupakan perintah dari Presiden, TNI AD berkolaborasi dengan BKKBN. Sehingga nantinya akan tercipta generasi penerus yang sehat, produktif, dan berkualitas," pungkasnya.

Kegiatan itu juga diikuti Ketua TP PKK Kecamatan Pangururan, Bidan Desa, Kepala Dusun dan Tim Stunting Kecamatan Pangururan.

Sebelumnya, Wakil Bupati Samosir selaku Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Drs. Martua Sitanggang, MM membuka secara resmi Rapat Koordinasi Perumusan Strategi, Sinergi dan Kolaborasi dalam Percepatan Penurunan Stunting dan Rembuk Stunting Kabupaten Samosir yang digelar di JTS Hotel Parbaba, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Jumat (28/4).

Pelaksanaan rakor ini merupakan kerjasama antara Pemkab Samosir dengan USAID (United States Agency for International Development) ERAT Sumut.

Wakil Bupati Samosir Drs. Martua Sitanggang, MM mengatakan pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 24,4% pada 2021 menjadi 14% pada 2024, dan zero stunting pada 2030.

Disebutkan, untuk Kabupaten Samosir, tahun 2022 prevalensi stunting berada pada angka 26,3%. Maka untuk mecapai target nasional 14% pada 2024, menjadi tantangan yang cukup besar yang membutuhkan keseriusan dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya penurunan stunting, dengan intervensi program yang terkoordinir, terpadu dan bersama-sama langsung menyasar ke lokus kelompok sasaran prioritas.

“Untuk itulah, saya mengajak kepada seluruh tim, untuk bersinergi dan berupaya semaksimal mungkin berdasarkan program kerja yang telah disusun dalam strategi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Samosir," pungkas Martua.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini