Notification

×

Iklan

Iklan

Mall Sepi Setelah Ketegangan di Jakarta, Transaksi Turun 50 Persen

Senin, 01 September 2025 | 15:28 WIB Last Updated 2025-09-01T08:28:11Z
Mall terlihat sepi

Kabar Center 

Jakarta, Presiden Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan bahwa pusat perbelanjaan mengalami sepi pengunjung setelah ketegangan yang meningkat di Jakarta dan beberapa kota lainnya dalam beberapa hari terakhir.

Alphonzus menyebutkan bahwa nilai transaksi rata-rata di 100 mal yang ada di DKI Jakarta biasanya mencapai Rp500 miliar per hari. Namun, belakangan ini, nilai tersebut merosot hingga separuh dari kondisi biasanya.

"Penurunan transaksi sekitar 50 persen per hari. Sejak Jumat lalu (sepi pengunjung)," kata Alphonzus dilansir detik, Senin (1/9).

Ia menambahkan bahwa seluruh gerai di mal merasakan dampak dari kondisi ini. Hanya gerai yang menjual kebutuhan sehari-hari yang masih beroperasi seperti biasa.

Alphonzus menjelaskan bahwa mal tetap buka dan beroperasi seperti biasanya. Akan tetapi, para pelaku usaha lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan para pelanggan.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Budihardjo Iduansjah, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo). Namun, ia belum bisa memberikan angka pasti mengenai kerugian yang dialami.

"Kalau kerugian belum dapat ya, tapi kalau di Jakarta saja dalam sehari sudah beberapa ratus miliar," ucap Budihardjo.

Ia menyampaikan bahwa dampak paling signifikan dirasakan oleh mal-mal yang berada dekat lokasi demonstrasi. Di Jakarta, misalnya, mal di sekitar Senayan mengalami penurunan jumlah pengunjung yang cukup tajam.

Sementara itu, mal-mal di wilayah Bogor, Cibubur, Serpong, hingga Pluit masih ramai dikunjungi oleh masyarakat.

"Department Store, fesyen terdampak ya, tapi untuk supermarket, restoran masih lumayan peningkatan di pinggiran mungkin karena ada panic buying, ya. Bioskop juga (terdampak) karena orang takut keluar," ujar Budihardjo.

Sebelumnya, demonstrasi berkepanjangan terjadi di Jakarta dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Aksi unjuk rasa dipicu oleh keresahan masyarakat terkait kenaikan tunjangan dan sikap sejumlah anggota DPR yang dianggap angkuh.

Situasi semakin memanas setelah seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, tewas tertabrak oleh mobil polisi pada Kamis (28/8). Ada juga kejadian pembakaran gedung pemerintah dan legislatif serta penjarahan rumah pejabat yang dilakukan oleh orang-orang tidak dikenal.

Menanggapi keadaan ini, Presiden Prabowo Subianto mengundang para menteri ke Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Minggu (31/8). Ia meminta aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran yang terjadi selama kericuhan.

"Mari kita jaga persatuan nasional. Indonesia di ambang kebangkitan. Jangan mau kita diadu domba. Suarakan aspirasi dengan damai, tanpa kerusuhan, tanpa penjarahan, tanpa merusak fasilitas umum," ucap Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (31/8).

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini