Notification

×

Iklan

Iklan

18 Simpatisan Lukas Enembe yang Sempat Ricuh di Jayapura Dikembalikan

Kamis, 12 Januari 2023 | 10:55 WIB Last Updated 2023-01-12T03:55:59Z
Kericuhan di Makosat Brimob Polda Papua | ist

Kabar Center

Jakarta - Polres Jayapura telah mengembalikan 18 warga yang terlibat dalam aksi ricuh saat penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe oleh KPK. Pengembalian dilakukan di Ruang Sat Tahti Polres Jayapura.

Pemulangan warga itu kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dilakukan Rabu (11/1) kemarin. Penjamin pemulangan warga adalah Kampung Sabron Sari, Marwan Hasyim.

"Kami mengembalikan ke-14 orang tersebut atas permintaan penjamin yakni Kepala Kampung Sabron Sari, Bapak Marwan Hasyim dan telah bertanda tangan atas surat penjamin pemulangan dan disaksikan oleh keluarga yang bersangkutan," kata Ignatius dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1).

"2 yang di Polres Kota Jayapura dan 2 yang di Sentani sudah dikembalikan di hari sebelumnya," lanjutnya.

Ignatius menambahkan saat pemulangan juga dilakukan penandatanganan surat pernyataan dan berita acara penolakan autopsi mayat yang merupakan korban meninggal dunia akibat bentrok antara massa simpatisan dan aparat keamanan.

"Penandatanganan surat pernyataan dan berita acara penolakan autopsi mayat tersebut dilakukan oleh keluarga korban yakni atas nama Bapak Joel Wakur dan kemarin langsung di makamkan di Distrik Sentani Barat Kabupaten Jayapura," ujarnya.

Kemudian, beberapa barang bukti yang diamankan juga telah dikembalikan kepada keluarga. Di antaranya, 1 unit mobil Toyota Avanza, 1 unit Mobil Toyota Kijang, 1 unit mobil Daihatsu Triton, 1 unit motor kawasaki D-Tracker dan 1 unit handphone merk Vivo.

Ignatius juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga ketentraman di Papua. Dia menyarankan masyarakat tidak mudah terprovokasi atas penyebaran informasi yang belum tentu kebenarannya.

"Mari kita bersama-sama menjaga kedamaian dan keamanan yang hingga kini masih terus terjaga ditengah masyarakat khususnya kita yang berada di Papua. Kami juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menghormati penegakan hukum yang telah dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi," pungkasnya.

Seperti diketahui, Lukas Enembe ditangkap KPK Selasa (10/1) pagi. Lukas langsung dibawa untuk diterbangkan ke Jakarta. Pasca-penangkapan Lukas Enembe, sempat terjadi kericuhan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan kericuhan pertama terjadi di Simpang 3 Jalan Raya Kotaraja, Abepura, Jayapura, sekitar pukul 13.30 WIT. Saat itu massa simpatisan Lukas Enembe berusaha masuk ke Mako Satbrimob Polda Papua, namun dihalau aparat.

"Waktu penangkapan itu kericuhannya di Makosat Brimob Kotaraja,," kata Kombes Ignatius, Selasa (10/1).

Massa berusaha masuk ke Makosat Brimob Polda Papua karena Lukas sempat dibawa ke sana. Namun begitu Lukas dibawa ke Bandara Sentani, Jayapura, massa juga menyusul dan melakukan pelemparan.

"Kemudian setelah LE atau KPK bergeser ke Bandara, ada massa yang merangsek di Bandara Sentani," ungkapnya.

Menurut Ignatius, massa di kedua titik ini telah dipukul mundur. Situasi kamtibmas di Jayapura saat ini aman. "Sudah bisa ditangani dihalau," katanya.

Satu orang warga yang diduga simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe dilaporkan tewas buntut kericuhan di Bandara Sentani, Jayapura. Korban kini diautopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya.

"Ini masih investigasi (penyebab kematian korban). Saya tidak bisa bilang luka tembak, karena ada autopsi yang meninggal dan visum untuk yang masih hidup," ujar Kapolresta Jayapura Kombes Victor D Mackbon, Selasa (10/01), mengutip detikcom.

Sementara itu, Wakapolda Papua Brigjen Ramdani Hidayat mengatakan korban meninggal langsung diserahkan ke keluarga setelah diautopsi.

"Yang meninggal dunia sudah dibawa ke keluarganya," kata Ramdani.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini