Notification

×

Iklan

Iklan

Miliarder Rusia Yuri Milner Danai Perusahaan Temukan Anti Penuaan

Jumat, 10 September 2021 | 09:29 WIB Last Updated 2021-09-10T02:29:52Z
Yuri Milner

Kabar Center

Yuri Milner, miliarder dari Rusia mendanai sebuah perusahaan rintisan (startup) bioteknologi yang dibangun bertujuan menemukan cara menunda penuaan.

Selain Yuri Milner, Orang terkaya dunia Jeff Bezos juga ikut bersamanya mencari teknologi anti penuaan.  

Perusahaan Altos Labs, yang didirikan di Amerika Serikat dan Inggris awal tahun ini, telah mengumpulkan setidaknya USD 270 juta untuk melihat potensi teknologi pemrograman ulang sel untuk menunda penuaan pada hewan, dan kemungkinan juga, manusia.

Dikutip dari Daily Mail, Senin (6/9) perekrutan awal di Altos Labs memberikan indikasi jenis teknik anti-penuaan yang mungkin sedang diteliti oleh lab di perusahaan tersebut.

Mereka termasuk Dr. Shinya Yamanaka, yang mempelopori penelitian tentang pemrograman ulang sel, membuatnya mendapatkan Hadiah Nobel 2012 untuk penelitian tersebut.

Yamanaka akan berpartisipasi secara sukarela di dewan penasihat ilmiah Altos, menurut laporan MIT Technology Review, yang membeberkan tentang pembentukan Altos.

Sementara pakar lain yang akan berpartisipasi dengan Altos, yaitu Dr. Juan Carlos Izpisua Belmonte, seorang ahli biologi Spanyol yang bekerja di Salk Institute di California, yang telah memelopori penelitian tentang pergantian sel.

Pada 2016, Belmonte mendemonstrasikan teknik sel induk embrionik oleh Yamanaka dan menerapkannya pada tikus, yang menunjukkan tanda-tanda pembalikan usia.

Kemudian ada juga seorang ahli lainnya yaitu Dr. Steve Horvath, yang mengembangkan penanda, yang dapat secara akurat mengukur penuaan pada manusia dan hewan.

Setiap penelitian anti-penuaan akan membutuhkan 'jam biologis' untuk mengukur efektivitas teknik-teknik tersebut.

Bezos, sebelumnya telah berinvestasi di perusahaan anti-penuaan Unity Biotechnology. Sementara Milner, dengan penghasilannya yang mencapai sekitar USD 4,8 miliar, berinvestasi di Facebook, dan salah satu pendiri perusahaan internet, Mail.Ru.

Selama setahun terakhir, Milner juga telah mendanai penelitian anti-penuaan melalui Milky Way Foundation.

Laporan MIT Technology Review mengatakan, bahwa baru-baru ini, muncul sebuah rencana dalam mempercepat penelitian anti-penuaan dengan membentuk perusahaan yang didanai dengan baik, dan untuk menarik para ahli dengan gaji lebih dari USD 1 juta per tahun.

Ahli lainnya yang disebut akan ikut bekerja dengan Altos termasuk seorang peneliti di Universitas California, Dr. Peter Walter. Walter meneliti molekul yang memengaruhi memori.

Dr. Manuel Serrano, dari Institute for Research in Biomedicine, juga akan bergabung. Dia mengungkapkan kepada media bahwa Altos akan membayarnya hingga 10 kali lipat dari apa yang dia hasilkan saat ini.

Altos, dilaporkan tengah dikembangkan tanpa mengharapkan pendapatan, meskipun perawatan anti-penuaan apa pun yang mungkin ditemukan akan bernilai miliaran.

"Tujuannya adalah untuk memahami peremajaan," kata Serrano.

"Saya akan mengatakan gagasan memiliki pendapatan di masa depan ada, tapi itu bukan tujuan langsung," bebernya.

Sebelumnya, ilmuwan ternama asal Inggris, Stephen Hawking, dan Yuri Milner, pria tajir Rusia, tengah memulai proyek pencarian makhluk luar angkasa atau alien.

Mereka siap menggunakan dana sebesar USD 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun untuk mencapai tujuan itu.

Stasiun televisi ABC News melaporkan, Rabu (13/4), dana itu akan dipakai untuk membangun ribuan pesawat luar angkasa yang berukuran sebesar perangko untuk menjelajahi luar angkasa.

Ahli astronomi meyakini ada planet menyerupai Bumi yang jaraknya sekitar 25 triliun mil atau 4,3 tahun cahaya dalam sistem tata surya Alpha Centauri.

Proyek dinamakan Breakthrough Starshot ini juga akan didukung oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Setiap pesawat berukuran mikro itu akan terbang dengan kecepatan 25 persen dari kecepatan cahaya. Itu berarti pesawat pencari alien melesat ribuan kali lebih cepat ketimbang pesawat tercepat yang ada di muka bumi saat ini. Dengan teknologi yang ada saat ini butuh waktu 30 ribu tahun untuk mencapai Alpha Centauri.

"Bumi adalah tempat yang indah, tapi tidak akan abadi," kata Hawking. "Cepat atau lambat kita akan menengok ke bintang-bintang. Breakthrough Starshot adalah langkah awal dalam perjalanan itu."

Setiap pesawat mungil itu akan dilengkapi kamera, tenaga listrik, tenaga pendorong foton, alat navigasi, alat komunikasi. Jika sebuah pesawat berhasil mencapai Alpha Centauri dalam 20 tahun perjalanan maka dia akan mengirimkan informasi ke Bumi dalam waktu empat tahun.

Mantan direktur Pusat Penelitian badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Pete Worden akan memimpin program ini bersama komite sejumlah ilmuwan dan ahli rekayasa. (Lp6/mdk)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini