Notification

×

Iklan

Iklan

Dana Bantuan Covid-19 dibuat Untuk Mendirikan Patung Cumi-cumi Raksasa

Sabtu, 08 Mei 2021 | 15:52 WIB Last Updated 2021-05-08T08:52:05Z
Patung cumi-cumi raksasa

Kabar Center - Jepang

Sebuah kota nelayan terpencil di Jepang menggunakan bantuan pemerintah Covid-19 untuk membangun patung cumi-cumi raksasa dengan biaya lebih dari $ 300.000.

Proyek ini dianggap sebagai proyek kontroversial yang diyakini dapat merangsang pariwisata domestik.

Cumi-cumi merah muda, yang panjangnya 13 meter dan cakarnya terbuka seperti berburu mangsa, dibuka pada bulan Maret oleh kota pesisir Noto (Jepang tengah), sebagai tanda kebanggaan atas hasil tangkapannya.

Biaya bantuan sekitar 27 juta yen ($ 302.000) dan sebagian besar didanai melalui hibah nasional yang bertujuan membantu wilayah itu yang terkena dampak epidemi secara finansial.

Terlepas dari kontroversi, pejabat setempat mengatakan mereka berharap penempatan cumi-cumi raksasa di tempat rekreasi pinggir jalan akan memicu minat di Jepang dan tempat lain.

Pariwisata di kota kami sangat terpengaruh oleh virus Corona. 

“Kami ingin melakukan sesuatu untuk mendukung industri lokal, terutama dengan mempromosikan penangkapan cumi-cumi,” kata seorang pejabat kota Noto kepada AFP.

Dia menambahkan, selain menutup perbatasan Jepang untuk pengunjung asing selama lebih dari setahun kemudian keinginan pemerintah untuk menghindari perjalanan di dalam negeri, perekonomian Noto juga mengalami penurunan perikanan.

"Banyak orang datang untuk melihat cumi-cumi raksasa minggu ini, yang disebut "Golden Week" di Jepang untuk mengisis hari libur," kata pejabat setempat.

Patung bengkok itu tampaknya menyenangkan anak-anak, yang bisa memanjatnya, dan foto strukturnya telah banyak dibagikan di media sosial.

Tapi tentu saja hal ini tidak cocok dengan selera semua orang. “Ini sangat tidak nyata. Yang juga tidak jelas, mengapa diambil dari bantuan Beasiswa Nasional," tulis salah satu pengguna Twitter dalam bahasa Jepang.

“Bukan ide yang baik untuk membelanjakan uang pajak untuk sesuatu yang tidak mendesak dan tidak perlu," cuit netizen lainnya. “Walikota dan politisi lokal harus membayarnya," tulisnya.

Sementara itu, tweet lain mengatakan, keluarga mereka akan berwisata ke lokasi tersebut. "Putri saya akan pergi ke sana untuk jalan-jalan musim gugur ini," katanya.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini