Notification

×

Iklan

Iklan

Agar Tak Tertipu Beli Cabai Dicat, Ini Caranya

Senin, 22 Maret 2021 | 10:34 WIB Last Updated 2021-03-22T03:34:31Z
Cabai | Ilustrasi

Kabar Center - Banyuwangi

Video viral tentang cabai rawit dicat gegerkan Banyuwangi. Ketika dimasak, cabai tersebut mengeluarkan cat warna oranye ini, ditemukan saat dimasak atau ditumis.

Saat itu Suryati (73) membeli cabai rawit dari pedagang sayur keliling (Mlijo) Rp 11 ribu/ons. Novi Hanifah (29), salah seorang keluarga dari Suryati, cabai dicat tersebut saat dimasak berbau menyengat. Bau menyengat ini keluar saat cabai sedang ditumis dengan minyak goreng panas. Semakin diaduk, cabai tersebut luntur. Seperti mengeluarkan cairan berwarna oranye.

Melansir detik.com, Dinas Pertanian Jawa Timur menyarankan para pembeli atau konsumen untuk memilih cabai rawit dengan ketentuan berikut.

"Saran kami bagi konsumen bila mengkonsumsi buah cabai segar, cabai rawit yaitu pilihlah buah cabai yang sehat dengan kriteria antara lain bentuknya utuh, padat, berwarna mengkilat (90 Persen masak), tidak berbau bahan kimia, dan warna buah cukup jelas tidak samar-sama," kata Kadis Pertanian Jatim, Hadi Sulistyo, Senin (22/3/2021).

Menurut Hadi, ada beberapa kriteria lain, agar pembeli atau konsumen tidak salah dalam membeli cabai.

"Warna cabai rawit tergantung varietasnya lazimnya bila sudah matang menjadi merah, ada pula yang hijau. Bila sudah masak penuh, warnanya merah tua mengkilat atau hijau tua. Warna merah atau hijau tersebut merata. Bila diberi pewarna, umumnya bila dipegang-pegang warna tersebut akan luntur," terangnya.

Hadi mengakui, harga cabai rawit memang masih tinggi saat ini dengan kisaran harga di atas Rp 100 ribu/kg. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab cabai masih mahal khususnya di Jatim.

"Secara periodik luas panen tanaman aneka cabai di bulan Januari-Februari memang relative rendah dan akan mengalami puncak panen di bulan April-Mei. Selain hal tersebut ada kecenderungan pada musim tanam di musim hujan 2020/2021 mengalami mundur tanam. Hal ini dikarenakan musim tanam pada saat ini berada pada kondisi lanina, atau jumlah curah hujan cukup tinggi," jelas Hadi Sulistyo.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini