Notification

×

Iklan

Iklan

Muncul Virus Baru, Penerbangan Dari Inggris Dilarang Masuk

Senin, 21 Desember 2020 | 12:50 WIB Last Updated 2023-12-06T02:44:43Z
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau | sumber: twitter

Kabar Center - Jakarta

Seluruh penerbangan dari Inggris akan dilarang memasuki Kanada. Hal itu menyusul adanya kasus penyebaran mutasi virus corona (Covid-19).

Sebelum Kanada, Negara lain juga ikut melarang sementara penerbangan dari Inggris.

Melansir Associated Press, Senin (21/12), Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan, larangan tersebut berlaku selama 72 jam terhitung sejak Minggu (20/12). 

Dia menyebut orang-orang yang tiba dari Inggris pada Minggu kemarin akan dipantau kesehatannya. Meski demikian, pemerintah Kanada tidak melarang penerbangan kargo dari Inggris.

Terpisah, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, hari ini bakal menggelar rapat dengan Komite Darurat Pemerintah (COBRA) untuk membahas mutasi virus itu. Johnson menyatakan virus jenis baru itu 70 persen lebih cepat menular dari jenis yang selama ini diketahui.

Hal itu diduga yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota London dan wilayah selatan Inggris dalam beberapa pekan belakangan.

Sampai saat ini pemerintah Inggris menyatakan belum ada bukti virus jenis baru itu lebih mematikan, membuat gejala yang lebih parah, atau kebal terhadap vaksin yang sudah ditemukan.

Kondisi ini terjadi dua pekan menjelang negara itu resmi keluar dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit). Sampai saat ini proses perundingan Brexit masih alot, terutama dalam hal aturan main penangkapan ikan.

Selain negara-negara Eropa, Israel juga melarang kedatangan internasional melalui jalur udara dari Inggris, Denmark dan Afrika Selatan. Penyebabnya adalah kasus infeksi virus corona jenis baru juga ditemukan di sana.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mereka terus berkoordinasi dengan pemerintah Inggris terkait kasus mutasi Covid-19 itu, dan menyatakan akan memberikan perkembangan informasi jika ada temuan lebih lanjut.

"Yang kami ketahui saat ini adalah tingkat penularan naik, terutama terkait dengan kemampuan penyebaran (virus)," ujar Koordinator Teknis Pandemi Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove.

Virus jenis baru itu katanya juga ditemukan di Australia, Belanda dan Denmark, di mana ada satu orang yang terpapar tetapi tidak sempat menyebar.

"Semakin lama virus ini menyebar, maka semakin terbuka peluang untuk berubah. Jadi kita harus melakukan segala upaya untuk mencegah penularan," ujar Maria.

Menurut para ahli, virus memang kerap bermutasi. Para peneliti pun saat ini menemukan ribuan mutasi virus berbeda yang didapat dari sejumlah pasien.

Pemerintah Inggris menyatakan virus jenis baru itu diketahui menyebar sejak September lalu. Namun, mereka baru menemukan bukti yang cukup bahwa tingkat penularan virus jenis baru itu semakin tinggi baru-baru ini, dan memutuskan menyampaikannya kepada masyarakat.

Kepala Penasihat Ilmiah Inggris, Patrick Vallance, menyatakan para peneliti sangat waspada terhadap virus corona jenis baru ini. Sebab menurut dia, saat ini sudah ditemukan 23 mutasi dari virus baru, yang jumlahnya dinilai tidak lazim, dan mempengaruhi kemampuan virus itu menginfeksi sel-sel tubuh.

Sampai saat ini pemerintah Inggris belum yakin mutasi virus itu terjadi di sana atau dibawa dari luar. Namun, menurut Vallance, sebanyak 60 persen kasus infeksi Covid-19 pada Desember ini disebabkan oleh virus baru itu. (Associated Press/ayp)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini