Notification

×

Iklan

Iklan

Iran Antisipasi Gelombang Tiga Covid-19, Masjid dan Sekolah Tutup

Minggu, 01 November 2020 | 15:48 WIB Last Updated 2023-12-06T02:44:43Z
Perawatan dilakukan kepada pasien | Ilustrasi

Kabar Center - Jakarta

Iran akan menutup sejumlah layanan publik dan bisnis di 25 provinsi selama 10 hari, mulai Rabu (4/11/2020). Tindakan ini dilakukan lantaran ancaman gelombang ketiga virus corona di negara itu. 

Layanan publik yang ditutup pada pembatasan baru ini adalah masjid, sekolah, universitas, salon, kafe, gym, museum, teater, dan kolam renang.

Di Teheran, penutupan salon kecantikan, kedai teh, bioskop, perpustakaan, dan klub kebugaran telah diperpanjang selama seminggu.

Untuk menegakkan kedisiplinan, polisi akan melakukan sidak ke tempat bisnis di daerah berisiko tinggi lainnya serta menutup apa pun yang melanggar aturan kesehatan.

Pernikahan, pertemuan pemakaman, dan konferensi di ibu kota telah dilarang.

Melansir Arab News, Minggu (1/11/2020), pihak berwenang menyalahkan peningkatan tajam kasus infeksi Covid-19 ini kepada orang-orang yang melanggar pembatasan.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa markas operasi akan didirikan demi memastikan kepatuhan warga.

Iran dinilai lambat dalam merespons pandemi ketika kasus pertama muncul di negara itu pada Februari 2020.

Kini, Iran menjadi negara yang paling terdampak di Timur Tengah dan salah satu yang tertinggi di Benua Asia.

Baru-baru ini, negara itu mencatat rekor kematian harian dan infeksi tertinggi yang meningkat sejak September 2020.

Pada Sabtu (31/10/2020), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari melaporkan 7.820 kasus baru dalam 24 jam, sehingga total menjadi 612.000 kasus.

Sementara itu, tambahan 386 kematian baru membuat total kematian akibat virus corona mencapai 34.864.

Sebagian besar analis meyakini bahwa angka kasus sebenarnya lebih tinggi.

"Penyebaran penyakit, terutama di Kota Teheran lebih buruk dari yang telah diungkapkan pemerintah sejauh ini," tulis harian Etemad pada Sabtu (31/10/2020).

Sebelumnya, seruan penguncian penuh secara nasional telah ditentang oleh Rouhani karena kondisi ekonomi yang memburuk di bawah sanksi AS.

Seorang dokter terkemuka mengatakan kematian setiap hari bisa mencapai 900 kecuali tindakan yang lebih keras diambil.

"Negara atau kota berisiko tinggi harus dikarantina sepenuhnya selama dua hingga tiga minggu," ujar Alireza Naji, Kepala Departemen Virologi di rumah sakit penyakit pernapasan top Iran, Masih Daneshvari.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini