Kabar Center - Tapteng
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menetapkan status Tanggap Darurat selama dua minggu pasca bencana banjir bandang dan longsor besar yang melanda hampir seluruh wilayah Tapteng. Hingga Senin (1/12/2025), data sementara mencatat 86 korban meninggal dunia dan sekitar 104 warga masih dalam pencarian.
Bupati Tapteng Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa upaya evakuasi masih terus dilakukan, namun medan berat membuat proses pencarian sangat sulit.
“Banyak titik longsor yang belum bisa dievakuasi karena material menimbun dan akses tertutup. Saat ini kekuatan personel sekitar 80 orang dari Basarnas, TNI, Polri, BNPB dan unsur terkait yang dikerahkan di lapangan.”
Hampir seluruh jalur darat menuju Tapteng tidak bisa dilalui. Banyak jembatan putus dan badan jalan amblas.
Akses dari Tapanuli Selatan, Tarutung, Tapanuli Utara, dan Pakpak Bharat putus total. Saat ini satu-satunya jalur yang masih bisa ditembus adalah rute Subulussalam Aceh Singkil.
Dijelaskannya bahwa Daerah paling parah terdampak berada di Kecamatan Tukka, Kecamatan Pandan dan Kecamatan Sitahuis.
"Hingga kini Tapteng dalam kondisi gelap karena listrik belum pulih. Internet dan jaringan komunikasi juga terganggu berat. Kami telah koordinasi dengan PLN dan provider jaringan. Air bersih kritis karena sumber air tertimbun longsor. Kami sangat membutuhkan alat penyaring air" Jelasnya.
Sebaran pengungsi berada di rumah keluarga, sekolah, rumah ibadah, gedung fasilitas umum, dan titik penampungan yang disiapkan pemerintah.
Jumlah pengungsi mencapai ratusan ribu orang, terutama dari wilayah padat seperti Pandan, Sarudik, Sorkam dan Tukka.
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini



