![]() |
| Sumber foto: afp, reuters/chri |
Kabar Center
Jumlah korban jiwa akibat kecelakaan pesawat Angkatan Udara Bangladesh terus meningkat. Pada hari Selasa, 22 Juli, tercatat setidaknya 31 orang telah kehilangan nyawa setelah pesawat tempur F-7 jatuh.
Menurut AFP, sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah anak-anak. Insiden tragis ini terjadi ketika pesawat F-7 BJI menghantam Sekolah dan Kolese Milestone di Dhaka pada hari Senin, 21 Juli, saat para siswa baru saja pulang dari sekolah.
Kejadian ini dinyatakan sebagai salah satu bencana penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di negara itu dalam beberapa dekade terakhir.
Lebih dari 170 orang menderita luka-luka akibat kecelakaan ini, dan dari jumlah tersebut, 69 orang masih menjalani perawatan di berbagai rumah sakit.
Sayedur Rahman, dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga, melaporkan bahwa ada sepuluh pasien yang dalam kondisi sangat kritis.
Rasa duka segera berubah menjadi kemarahan di Bangladesh pada hari Selasa, sehari setelah sebuah jet tempur menghantam sekolah dan menewaskan 31 orang, mayoritas di antaranya adalah anak-anak, dalam kecelakaan penerbangan yang paling fatal di negara ini dalam kurun waktu yang lama.
Pesawat F-7 BJI buatan China mengenai Sekolah dan Kolese Milestone di Dhaka saat para siswa baru saja dipulangkan pada hari Senin.
Angka kematian yang dilaporkan meningkat dari 27 menjadi setidaknya 31 orang menurut informasi terbaru dari pihak militer.
Lebih dari 170 orang mengalami luka-luka, dengan 69 di antaranya masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Sayedur Rahman dari Kementerian Kesehatan menyatakan kepada wartawan bahwa sepuluh dari pasien berada dalam kondisi yang sangat kritis.
Dalam demonstrasi, para siswa menuduh pemerintah Bangladesh tidak jujur mengenai jumlah korban jiwa dan meminta daftar nama-nama yang terluka.
"Di bangunan akademik itu terdapat ratusan siswa. Kami melihat bagian tubuh masing-masing berserakan di tanah. Di mana mereka sekarang?" ungkap seorang siswa berusia 17 tahun kepada AFP, dengan permohonan untuk menyembunyikan identitasnya.
"Ketika siswa dan guru berusaha mempertanyakan hal ini kepada anggota militer, mereka malah menyerang kami," tambahnya.
Sebagaimana dilaporkan oleh Reuters, sejumlah siswa terlihat membawa spanduk bertuliskan: "Kami ingin keadilan" dan "Di mana jenazah saudara-saudari kami?"
Mahasiswa yang berunjuk rasa meminta pengungkapan nama-nama para korban baik yang tewas maupun yang terluka, penonaktifan pesawat yang mereka sebut sudah tua dan berisiko, serta perubahan dalam prosedur pelatihan angkatan udara.
Sejumlah siswa juga melaksanakan aksi di sekretariat nasional di Dhaka. Ahammed Foyez, selaku sekretaris pers, menyampaikan kepada AFP bahwa pemerintah telah memberikan persetujuan untuk memenuhi tuntutan dari siswa tersebut.
"Kami percaya bahwa permintaan yang diajukan oleh para siswa adalah valid dan harus dipenuhi," ujar Foyez.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan dari kantor pers Muhammad Yunus, yang saat ini menjabat sebagai administrator sementara negara, disebutkan bahwa pemerintah, militer, sekolah, dan lembaga rumah sakit berkolaborasi untuk menyusun daftar korban.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa angkatan udara akan diperintahkan untuk menghentikan operasi pesawat latih di area yang padat penduduk.
F-7 BGI merupakan varian terbaru dan paling canggih dalam jajaran pesawat Chengdu J-7/F-7 yang berasal dari Tiongkok, seperti yang diungkap oleh Jane's Information Group. Bangladesh menandatangani kontrak untuk pengadaan 16 pesawat pada tahun 2011, dengan proses pengiriman yang selesai pada tahun 2013.
Chengdu F-7 adalah sebuah versi dari MiG-21 yang berasal dari era Soviet yang diproduksi melalui lisensi.
Pemerintah telah mengumumkan hari berkabung, yang ditandai dengan pengibaran bendera setengah tiang dan pelaksanaan doa khusus di setiap tempat peribadatan terkait insiden tersebut.
Paus Leo menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini dan berdoa agar keluarga serta sahabat dapat menemukan penghiburan dalam masa berduka mereka, serta bagi penyembuhan dan kenyamanan bagi yang menderita luka, sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan dari Vatikan. (afp, reuters/chri)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini


