Rombongan Retret “Sahabat Terkasih” Alumni SMP Katolik Budi Murni berfoto Bersama Pastor Andreas Sembiring OFM Cap, di “Rumah Pembinaan Fransiskan” Naga Huta, Pematang Siantar (Foto Dok PMS). |
Kabar Center
Dalam uraiannya, Pastor Andreas Sembiring OFM Cap. mengatakan ada 12 bentuk wujud pengimplementasian berbagi untuk sesama. Dari dua belas cara itu, semuanya itu akan bermuara kepada terwujudnya kebahagian, baik bagi sipenerima mau pun si pemberi. Satu persatu wujud berbagi kepada sesama
Dengan telaten dan penuh kepastian, satu-persatu wujud dari ‘berbagi untuk sesame diuraikan idisertai dengan contoh-contoh oleh Pastor Andreas OFM Cap.. Satu contoh dari wujud memberi kepada sesama itu adalah saat seseorang yang sedang kehausan.
“Bapak Ibu yang terkasih, ketika seseorang mengalami kehausan diberi air dan setelahnya seseorang itu merasa senang karena terbebas dari hausnya, orang yang memberi air itu pun ikut senang,” ujar Pastor Andreas dalam satu sesi
"Dan taukah bapak ibu apa yang dirasakan si pemberi tadi ketika seseorang itu terlepas dari rasa hausnya?. Si pemberi tidak hanya sebatas merasa senang. Tapi juga merasa bahagia,” lanjut Pastor.
Dengan thema “Berbagai untuk Sesama di Usia Lansis” adalah thema yang dipilih untuk Acara Retret Alumni SMP Katolik Budi Murni Angkatan ’77, yang kali ini memilih “Rumah Pembinaan Fransiskan” Naga Huta Pemtang Siantar sebagai tempatnya.
Acara retret tgl 2 Maret 2024 di Naga Huta ini sudah dipersiapakan selepas Retrat di Sibolangit tgl 7 Oktober 2023 yang lalu. Dengan persiapan yang demikian, terlihat semakin matang, terutama dalam hal pengelolaan pelaksanaan dimana kali ini diikutsertakan seorang rohaniawan, seperti dituliskan di atas yaitu Pastor Andreas Sembiring, OFM Cap.
Dalam retret Naga Huta ini, acara dibagi kedalam dua sesi, yaitu sesi pendalaman mengenai “berbagi”, dalam konteks ‘berbagi kepada sesame di usia lansia. Sesi keduanya adalah “Jalan Salib”, yaitu para peserta diajak mempraktekkan langsung mengenai perjalan sengsara Yesus sampai disalibkan di Bukit Tengkorak (Golgata) sekitar 2000 tahun yang lalu.
Sebelum memulai acara sesi pertama, Tumpal Simanjorang ‘memanaskan situasi’ dengan memanggil Semangat Sembiring untuk menyalami seninanya Pastor Andreas OFM Cap. Tak ketinggalan juga mengenalkan Tony Tarigan sesame Elizabeth Sitepu.
Kebetulan ketiga orang itu adalah bagian Merga Silima. Saat menyalami Elisabeth Sitepu, spontan Pastor Andreas Sembiring OFM Cap. Berujar mengenai pertaliannya dengan Merga Sitepu, yaitu Kalimbubu.
“Wah, kalau kam beru Sitepu, maka kam adalah impalku,” celoteh Pastor Andreas OFM Cap. sembari menyalami Elisabeth Sitepu.
Pada akhirnya, seluruh peserta Retreat Naga Huta yang menamakan dirinya “Sahabat Terkasih” itu masing-masing mengenalkan diri kepada Pastor Andreas Sembiring OFM Cap. Khusus untuk Johanes Kusli dan Mariani, Tumpal Simanjorang atau Paul Manjo Sinaga dikenalkan sebagai ‘Bapak’ dan ‘Ibu’ Rombongan “Sahabat Terkasih”.
Setelah melakukan ‘pemanasan’ itu, acara pun dimulai dengan pemaparan makna dan contoh-contoh “Berbagi untuk Sesama di Usia Lansia” dengan uraian berupa slide-slide yang ditayangkan melalui perangkat infocus. Seperti telah dituliskan sebelumnya, ada 12 bentuk atau wujud berbagai yang semuanya akan memberikan kebahagian.
Setelah acara sesi pertama selesai, lalu dilanjutkan kepada Acara Napak Tilas. Namun mengingat acara ini menyususuri perbukitan bertebing dan berkelok dan dirancang dalam “14 Perhentian”, ada beberapa rekan yang tidak mengikutinya dengan alasan tidak fit. Dengan terpaksa mereka tidak mengikutinya. Puji Tuhan, dengan durasi sekitar 1 jam, acara Jalan Salib pun dapat dituntaskan dengan baik. Seluruh prosesi acara ini dipimpin langsung oleh Pastor Andreas OFM Cap.
Ada sedikit yang menjadi catatan bahwa selepas acara, Mahidin meminta Pastor Andreas OFM Cap. untuk memberi doa dan berkat kepada dua anaknya. Tanpa basa-basi, permintaan itu langsung dipenuhi. Sepertinya, sebagai orangtua, Mahidin berharap agar kedua anaknya terpanggil untuk khusus melayani Tuhan, seperti Pastor Andreas Sembiring OFM Cap.
Acara pun selesai di Naga Huta. Rombongan Sahabat Terkasih dilepas Pastor Andreas Smebiring dan Suster br.Ringo, pengelola Rumah Pembinaan Fransiskan Naga Huta.
Rombongan selanjutnya menuju Pusat Kota Siantar. “Mie Pangsit” dan: ”Kopi Kok Thong” Siantar yang merupakan ‘target sampingan’ yang disasar dari sejak berangkat dari Medan, harus ‘segera dieksekusi’ oleh rombongan saat berangkat dari Medan sekitar jam 08.00 pagi itu.
Dan terjawablah semuanya saat rombongan menikmati “Pangsit Dower” di Jl. Pane dan dilanjuitkan Minum Kopi. Syangnya bukan Kopi yang ditarget. Namun, cita rasanya tetap sama. (Ini bukan ngeles, tapi sesuai pengakuan peserta Hermanus.mau pun Julia Rustam-Pen!)
Doa dan berkat Tuhan disampaikan oleh Pastor Andreas Sembiring OFM Cap. Untuk dua orang putranya Mahidin, seetelah selesainya acara “Jalan Salib” Di Baga Huta, Pematang Siantar (Foto PMS) |
Terlihat semua peserta berbahagia, sebagaimana ‘kesan dan pesan’ yang disampaikan sepanjang perjalanan pulang. Dan sesuai yang ‘diteorikan’ oleh Pastor Andreas OFM Cap. sebelumnya, dimana “Berbagi akan Mendapatkan Kebahagian”, Retret Naga Huta telah meembuktikannya. Maka retret berikutnya pun sudah diancang-ancang oleh Tony Tarigan antara di “Maranatha” Kabupaten Karo dan di Sibea-bea Kabupaten Samosir.
“Kalau tidak ada aral melintang, kita bikin lagi sekitar bulan Juni atau Juli. Mengenai tempatnya, kalua tidak di “Maranatha” Kabupaten Karo atau di “Sibea-bea” Kabupaten Samosir”, ujar Tony Tarigan kepada Paul Manjo Sinaga sebelum kepulangannya ke Jakarta Minggu 3 Maret 2024. Kebetulan, Tony dan Paul menginap di tempat yang sama selama acara reuni berlangsung.
“Mari persiapkan kembali diri masing-masing untuk reuni berikutnya”, pungkas Tony Tarigan, sesaat mengantarkan Paul Manjo ke tempat travel yang membawanya ke Pangururan Samosir. (BpSonya Panjaitan)
Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini