Notification

×

Iklan

Iklan

Krisis Air Nashik Maharashtra, Para Wanita Turun ke Sumur Yang Dalam

Jumat, 26 Mei 2023 | 15:39 WIB Last Updated 2023-05-26T08:39:45Z
Tangkapan layar video | Terlihat wanita mengayuh air ke ember plastik

Kabar Center

Para Wanita dari Desa Koshimpada di Nashik Maharashtra terpaksa menuruni sumur sedalam 70 kaki untuk mendapatkan air sumur. Penampakan itu terlihat di sebuah video yang beredar di media sosial.

Dari video yang muncul di internet, wanita tersebut mengumpulkan air kotor menggunakan gelas plastik karena wilayah tersebut mengalami krisis air yang parah.

Para wanita turun ke sumur dan menggunakan gelas plastik untuk mengumpulkan air yang terkontaminasi. Mereka terlihat dengan hati-hati naik ke atas sumur, menopang diri mereka sendiri di punggung sumur. Para wanita kemudian menyaring air yang terkontaminasi ke dalam periuk tanah.

Krisis air berdampak buruk bagi penduduk desa, memaksa mereka turun ke sumur yang nyaris kering untuk mengambil air kotor dan menyaringnya untuk dikonsumsi.

Menanggapi video tersebut, Vijaykumar Krishnarao Gavit, Menteri di negara tersebut mengatakan, sampai tahun 2024 nanti. Setiap desa akan memiliki fasilitas air di bawah Misi Jal Jeevan. "Tender telah dibuat untuk proyek tersebut, katanya seperti dilaporkan republicworld.com, Jumat (26/05).

Mohan Gawli, sarpanch Desa Gangodwari, mencatat bahwa krisis air telah berlangsung selama hampir satu dekade.

“Di desa kami, krisis air ini sudah berlangsung hampir 10 tahun terakhir. Perempuan mempertaruhkan nyawanya dan masuk ke dalam sumur ini, selalu ada rasa takut jatuh. Mereka (perempuan) terkadang datang saat musim kemarau. malam juga," katanya.

Krisis air di Maharashtra memaksa penduduk desa Gangodbari di Peth Taluka Nashik mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari. Krisis memburuk saat suhu melonjak.

Sebelumnya, menteri negara Dadaji Bhuse mengatakan upaya sedang dilakukan untuk menyediakan air di bawah misi Jal Jeevan di beberapa desa di negara bagian itu.

Kekeringan, perubahan iklim, penggundulan hutan, dan kurangnya curah hujan adalah beberapa alasan yang berkontribusi terhadap krisis air. 

Musim kemarau membuat sulitnya penggantian pasokan air, yang mengakibatkan penurunan muka air di sumur-sumur. Situasi ini juga diperparah dengan konsumsi air tanah yang berlebihan. (Kc8/*)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini