Notification

×

Iklan

Iklan

Komisi X DPR Desak Kemendikbud Koordinasi dengan Kemenkes Tentang Hepatitis Misterius

Jumat, 13 Mei 2022 | 09:23 WIB Last Updated 2022-05-13T02:23:15Z

KABARCENTER.com

Jakarta - KPAI meminta kebijakan pembukaan kantin sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) dievaluasi akibat adanya hepatitis misterius. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mendesak Kemendikbud dan Kemenkes melakukan koordinasi.

"Saya mendesak Kemendikbud untuk koordinasi dengan Kemenkes untuk mengantisipasi dan membuat rekomendasi yang sifatnya lebih detail terkait dengan tindakan prefentif adanya hepatitis misterius," kata Syaiful Huda mengutip detik.com, Kamis (12/5/2022).

Syaifuk Huda mengatakan, koordinasi dilakukan untuk memitigasi dan memberikan rekomendasi tindakan prefentif. Nantinya hasil koordinasi dinilai dapat dituangkan dalam surat edaran kepada pihak sekolah.

"Secepatnya memitigasi dan memastikan terkait hepatitis misterius ini bagaimana tindakan prefentifnya yang harus disiapkan oleh pihak sekolah. Dengan cara itu nanti akan ada SOP yang bisa dikeluarkan oleh pihak Kemendikbud yang berupa surat edaran kepada sekolah-sekolah apa saja tindakan prefentif yang harus disiapkan sekolah," ujarnya.

"Terkait dengan usulan KPAI kan mungkin ini sifatnya masih semacam opini yang kira-kira diasumsikan oleh pihak KPAI penutupan kantin menjadi penting, tingkat urgensinya yang tau kan sebenarnya Kemenkes," lanjut Syaiful Huda.

Ia meminta agar penanganan dilakukan cepat agar tidak terlambat. Sebab menurutnya kasus hepatitis misterius ini telah banyak dilaporkan di daerah.

"Jangan sampai terlambat, karena kasusnya kita sudah dapat di Jawa Timur juga, besar juga di Tulungagung itu dan cukup membahayakan kalau kita analisa dari berbagai berita," ujarnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf juga meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda), Kemekes dan Kemendikbud untuk berkoordinasi.

"Sebaiknya Pemda dan Kemkes harus berkoordinasi dengan Kemdikbud, untuk membuat protokol masuk PTM," kata Dede Yusuf.

Dede Yusuf menilai protokol masuk PTM diperlukan untuk mempermudah penanganan bila ditemukan gejala terkait hepatitis misterius di Sekolah.

"Agar semua bisa merespon jika ditemukan tanda tanda di sekitar sekolah," ujar Dede.

Namun Dede meminta masyarakat agar tidak takut berlebihan. Sebab menurutnya yang terpenting adalah pencegahan dan koordinasi.

"Tetap tidak boleh takut berlebihan juga. Karena tiap epidemi intinya adalah pencegahan dan koordinasi," tuturnya

Diketahui sebelumnya, KPAI meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan pembukaan kantin sekolah saat PTM dimulai setelah libur Lebaran. KPAI menilai hal itu perlu dilakukan untuk mencegah hepatitis misterius.

"Surat Edaran Sesjen Kemendikbud-Ristek terkait penyelenggaraan PTM, di antaranya sudah boleh membuka kantin di sekolah dengan batasan pengunjung 75 persen. Hal ini penting dievaluasi kembali karena penularan hepatitis akut melalui saluran pencernaan dan saluran pernapasan," kata komisioner KPAI Retno Listyarti kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).

Retno berharap orang tua membawakan bekal bagi anaknya masing-masing saat ke sekolah. KPAI juga meminta pemerintah mengkaji PTM 100 persen di tengah munculnya hepatitis misterius ini.

"Selain itu, pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi PTM saat ini. Jangan 100 persen lagi agar dapat melihat perkembangan kasus hepatitis misterius ini dan sebagai bentuk pencegahan," kata Retno.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini