Notification

×

Iklan

Iklan

Energi Nuklir: Pilar Strategis bagi Ketahanan Energi dan Transisi Hijau Indonesia

Minggu, 07 September 2025 | 14:41 WIB Last Updated 2025-09-07T07:41:51Z
Ilustrasi 

Indonesia berada di persimpangan penting dalam upaya memenuhi kebutuhan energi nasional sekaligus menurunkan emisi karbon. Seiring pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatnya kebutuhan listrik, ketergantungan pada bahan bakar fosil masih mendominasi, menyebabkan ketidakstabilan pasokan energi dan lonjakan emisi. Dalam konteks ini, energi nuklir kembali muncul sebagai solusi strategis yang menjanjikan pasokan listrik stabil, efisiensi tinggi, dan kontribusi signifikan terhadap transisi energi bersih.

Penelitian terbaru oleh Michael Haratua Rajagukguk dari College of Medical Intelligence, Ruben Cornelius Siagian dari Universitas Negeri Medan, dan Budi Gunawan dari Badan Intelijen Negara, yang diterbitkan dalam Jurnal Lemhannas RI dengan judul “The Role of Nuclear Energy in Achieving Sustainable Energy Solutions”, menekankan bahwa pengembangan energi nuklir bukan hanya soal kapasitas listrik, tetapi juga bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan energi, mendukung pembangunan ekonomi hijau, dan memperkuat kedaulatan teknologi.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Indonesia direncanakan dalam RUPTL 2025-2034 dengan target on-grid pada 2032. Pemerintah menargetkan kapasitas awal antara 250 hingga 500 megawatt, menggunakan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang modern dan lebih aman. Lokasi pembangunan akan difokuskan di Sumatera dan Kalimantan, dengan kemungkinan di pulau-pulau kecil yang minim risiko terhadap masyarakat, sehingga memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan. Proyek ini diawasi oleh Badan Tenaga Nuklir RI (NEPIO) yang bertugas memastikan implementasi berjalan sesuai standar nasional dan internasional. Keterlibatan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) akan memastikan standar keselamatan global dan pengelolaan limbah radioaktif dilakukan secara optimal.

Penelitian Rajagukguk, Siagian, dan Gunawan menekankan beberapa keunggulan strategis energi nuklir bagi Indonesia. Energi nuklir mampu menyediakan pasokan listrik yang stabil dan konsisten, berbeda dengan energi terbarukan seperti surya dan angin yang sangat dipengaruhi fluktuasi cuaca. Keandalan ini menjadikannya sumber energi baseload yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan grid listrik nasional, mendukung pertumbuhan industri, dan memastikan masyarakat memperoleh pasokan energi yang aman. Selain itu, energi nuklir memiliki efisiensi tinggi dalam penggunaan lahan dan kapasitas produksi, menjadikannya solusi tepat bagi pulau-pulau besar dan kawasan industri yang membutuhkan suplai listrik stabil.

Selain aspek teknis, proyek nuklir Indonesia juga relevan secara strategis untuk lingkungan dan ekonomi. Dengan memanfaatkan cadangan uranium dan thorium yang tersedia di dalam negeri, energi nuklir dapat mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dan komitmen pengurangan emisi nasional. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia menekan ketergantungan pada batu bara dan bahan bakar fosil lain, sekaligus mendorong pengembangan industri teknologi tinggi, riset, dan inovasi nuklir dalam negeri.

Meski menawarkan manfaat besar, energi nuklir tidak lepas dari tantangan. Pengelolaan limbah radioaktif, keamanan reaktor, serta pengawasan regulasi menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan. Implementasi teknologi reaktor generasi baru dan sistem pendinginan modern, disertai pengawasan ketat oleh NEPIO dan IAEA, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memastikan keselamatan publik dan lingkungan.

Urgensi pengembangan PLTN semakin nyata mengingat pertumbuhan konsumsi energi yang tinggi, ketidakstabilan suplai energi terbarukan, dan tekanan global untuk menurunkan emisi karbon. Pembangunan reaktor nuklir di Sumatera dan Kalimantan diharapkan menjadi langkah penting untuk memperkuat ketahanan energi, menjaga ketersediaan listrik yang andal, dan mempercepat transisi menuju energi bersih. Sejalan dengan itu, proyek ini membuka peluang investasi strategis bagi sektor industri konstruksi, logistik, teknologi, dan manufaktur, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara sebagai negara yang memanfaatkan teknologi nuklir secara aman dan berkelanjutan.

“PLTN bukan hanya soal listrik, tetapi soal masa depan energi nasional dan kedaulatan teknologi,” kata Michael. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa proyek nuklir Indonesia adalah bagian dari kebijakan nasional yang holistik, menyatukan aspek energi, lingkungan, keamanan, dan teknologi untuk menghadapi tantangan energi global dan domestik. (

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini