Notification

×

Iklan

Iklan

Protes Sistem PPDB Dianggap Diskriminatif, Orang Tua Murid Demo di Balkot DKI

Selasa, 20 Juni 2023 | 15:19 WIB Last Updated 2023-06-20T08:19:04Z
Sumber foto: merdeka.com

Kabar Center

Sejumlah orang tua murid bersama Koalisi Kawal Pendidikan Jakarta (Kopaja) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/6).

Mereka memprotes sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024 yang dianggap diskriminatif.

"Dalam PPDB ini terjadi masih melakukan sistem seleksi sehingga masih terjadi diskriminasi," kata Taufan, salah seorang orang tua murid.

Menurutnya, sistem PPDB saat ini membuat banyak murid tidak diterima di sekolah negeri, sehingga terpaksa harus masuk sekolah swasta.

Melansir CNN Indonesia, dalam poster yang dibawa massa aksi, mereka menulis bahwa setengah lulusan SD tidak tertampung di SMP Negeri. Lalu, sebanyak dua per tiga lulusan SMP tidak tertampung SMA atau SMK negeri.

Taufan menyebut tidak semua orang tua siswa mampu menyekolahkan anak di sekolah swasta. Dia mengingatkan hak pendidikan harusnya dijamin oleh pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Perda DKI Nomor 8 tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan mewajibkan pemerintah daerah menyediakan dana guna penuntasan wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun.

"Konstitusi menjamin anak-anak Indonesia untuk bisa bersekolah dengan tanpa dipungut biaya, yang berlaku untuk semua anak Indonesia," ujarnya.

Perwakilan Kopaja Ubaid Matraji menyinggung soal alokasi dana APBD untuk pendidikan. Ia menyebutkan APBD DKI Jakarta tahun 2023 mencapai 83,7 triliun, tapi hanya 17 persen yang dialokasikan untuk pendidikan.

Ubaid memahami, banyak kebutuhan yang harus ditutupi oleh APBD, salah satunya anggaran belanja pegawai. Kendati demikian, selama ini tidak tahu sebetulnya berapa besar uang yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Karena itu, pihaknya ingin bertemu langsung dengan Pemprov dan DPRD DKI.

"Walaupun sebenarnya juga bukan pengambil kebijakan mutlak karena ada teman-teman DPRD yang akan duduk akan memutuskan soal anggaran pendidikan," ujar Ubaid.

"Jadi sekali lagi kami datang kemari ingin dengar langsung betulkah mereka nggak punya uang? Betulkah mereka nggak punya uang seperti itu?" lanjutnya.

Ubaid pun menilai PPDB bersama untuk tingkat SMA/SMK yang diinisiasi Pemprov DKI tak jadi solusi. Lewat PPDB bersama yang dimulai 19-23 Juni itu, siswa bisa memilih sekolah swasta dan akan dibiayai pemprov.

Namun, menurut dia, PPDB bersama belum menjawab keresahan orang tua dan jadi solusi bagi siswa yang tidak lolos PPDB. Sebab, skema PPDB bersama hanya menampung empat persen dari total siswa yang tidak lolos PPDB tingkat SMA/SMK sebelumnya.

"PPDB bersama itu hanya sebuah janji janji itu yang kalo dilihat, hanya mampu menampung empat persen dari total kebutuhan," pungkasnya.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini