Notification

×

Iklan

Iklan

Miskomunikasi: Sumber Rusaknya Hubungan Antar Lembaga dan Perkembangan Pribadi Mahasiswa

Minggu, 28 Mei 2023 | 10:03 WIB Last Updated 2023-05-28T03:03:03Z
Penulis, Rivan Efendi saat diforum diskusi SILAM (Sekolah Pimikiran Islam), PK IMM FAI UMY. - Foto: instagram/rivan_efendi

Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, termasuk dalam ruanglingkup mahasiswa. Dalam konteks kelembagaan, komunikasi menjadi kunci utama dalam proses koordinasi antara berbagai tingkatan hierarki, mulai dari pimpinan, anggota, hingga ke berbagai aspek yang memiliki kaitan dengan lembaga tersebut.

Mahasiswa perlu menggunakan komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pendapat, dan informasi dengan jelas dan tepat, baik antar lembaga, maupun antar personal. Komunikasi yang baik membantu mahasiswa dalam berkolaborasi, bekerja sama, dan membangun hubungan yang harmonis di lingkungan akademik.

Namun, seringkali terjadi miskomunikasi di antara mahasiswa. Miskomunikasi dapat terjadi ketika pesan yang disampaikan oleh seorang mahasiswa tidak dipahami atau ditafsirkan secara salah oleh pihak lain. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, atau penurunan efektivitas kerja dalam kelompok studi atau proyek tim.

Penting bagi mahasiswa untuk memahami bahwa komunikasi tidak hanya tentang bagaimana menyampaikan pesan, tetapi juga tentang bagaimana mendengarkan dan memahami pesan dari orang lain. Mahasiswa perlu melatih keterampilan komunikasi interpersonal, seperti mendengarkan aktif, bertanya dengan baik, dan mengklarifikasi informasi yang diterima.
Selain itu, mahasiswa juga perlu memahami bahwa komunikasi tidak hanya terbatas pada komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata, juga berperan penting dalam menyampaikan pesan dan membangun hubungan dengan orang lain.
 
Dalam konteks kehidupan mahasiswa, miskomunikasi dapat menghambat pencapaian tujuan akademik, mengganggu kerjasama tim, atau menyebabkan ketegangan dalam hubungan sosial. Oleh karena itu, mahasiswa perlu membangu hubungan komunikasi yang baik untuk meminimalkan risiko miskomunikasi dan memastikan kelancaran interaksi di lingkungan kampus.

Dengan membangun hubungan komunikasi dengan efektif, mahasiswa dapat membangun hubungan yang baik dengan sesama mahasiswa, dosen, dan pihak terkait lainnya. Komunikasi yang baik akan membantu mahasiswa dalam mengatasi tantangan akademik, menjalin kolaborasi yang produktif, dan mencapai kesuksesan di dunia perkuliahan.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya miskomunikasi, di antaranya:

1. Tidak saling berkomunikasi

Kurangnya komunikasi yang saling terhubung antara pihak yang terlibat merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya miskomunikasi. Ketika tidak ada usaha yang memadai dari setiap pihak untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif, kemungkinan terjadinya kesalahpahaman akan meningkat.

2. Asumsi tanpa verifikasi

Asumsi merujuk pada suatu dasar berpikir yang umumnya dianggap benar. Dalam konteks komunikasi, asumsi menjadi masalah ketika suatu hal dianggap benar tanpa pernah diverifikasi, dan hal ini terjadi dalam setiap tahap komunikasi.

3. Ketidaktahuan

Terkadang, miskomunikasi terjadi karena penerima tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup tentang subjek yang dibicarakan. Jika penerima tidak memiliki konteks atau informasi yang cukup, pesan dapat diartikan secara keliru atau tidak lengkap.

4. Perbedaan atau tujuan

Perbedaan sikap, tujuan, atau motivasi antara pengirim dan penerima pesan juga dapat menyebabkan miskomunikasi. Jika tujuan atau sikap kedua belah pihak tidak sejalan, pesan dapat disampaikan dengan maksud yang berbeda atau diinterpretasikan dengan cara yang salah.
 
5. Ketidakjelasan

Hal ini bisa disebabkan oleh komunikator yang tidak menyampaikan pesan dengan jelas dan lengkap, atau penerima pesan yang tidak meminta klarifikasi atau pertanyaan tambahan terhadap hal yang tidak dipahami.

Penting untuk diingat bahwa miskomunikasi bisa terjadi karena berbagai faktor, tergantung pada lingkungan dan konteks sosial. Namun, faktor-faktor yang telah disebutkan di atas umumnya sering terjadi di berbagai kalangan. Terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi miskomunikasi, antara lain:

1. Meningkatkan hubungan komunikasi

Penting bagi semua pihak yang terlibat untuk berkomunikasi secara aktif dan terbuka. Mengadakan pertemuan rutin, memastikan saluran komunikasi yang efektif, dan mendengarkan dengan saksama adalah langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi miskomunikasi. 

2. Memverifikasi asumsi

Daripada menganggap sesuatu sebagai benar tanpa verifikasi, lebih baik untuk mengajukan pertanyaan dan mencari kejelasan. Meminta klarifikasi atau mengajukan pertanyaan tambahan dapat membantu memastikan pemahaman yang lebih baik dan menghindari kesalahan akibat asumsi yang salah.

3. Pahami subjek yang dikomunikasikan

Jika terdapat ketidaktahuan terkait subjek yang dibicarakan, penting untuk mencari pengetahuan tambahan atau meminta penjelasan lebih lanjut. Melakukan riset atau berkonsultasi dengan sumber yang dapat dipercaya dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mengurangi risiko miskomunikasi. 

4. Samakan persepsi

Jika terdapat perbedaan sikap, tujuan, atau motivasi antara pengirim dan penerima pesan, penting untuk berupaya mencapai pemahaman yang sejalan. Diskusikan perbedaan tersebut secara terbuka, cari kesamaan atau titik temu, dan pertimbangkan perspektif yang berbeda untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih besar.

5. Menjaga kejelasan

Komunikator harus berupaya untuk menyampaikan pesan dengan cara yang jelas dan lengkap. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, hindari penggunaan frasa atau jargon yang ambigu, dan pastikan informasi yang disampaikan sudah lengkap. Penerima pesan juga harus aktif dalam mengklarifikasi jika ada hal yang tidak dipahami atau perlu penjelasan lebih lanjut.

Dalam kehidupan mahasiswa, komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk mencapai tujuan akademik dan menjalin hubungan yang harmonis. Miskomunikasi dapat menghambat kemajuan dan menyebabkan ketegangan di lingkungan kampus.

Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk membangun hubungan komunikasi baik itu interpersonal maupun antar lembaga. Dengan tetap menghindari faktor-faktor yang memicu timbulnya miskomunikasi. Sehingga mahasiswa dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi, pemahaman, dan kesuksesan di dunia perkuliahan.

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini