Notification

×

Iklan

Iklan

Harganas 2021, TNI Hadiri Pelayanan KB Serentak di Pangururan

Kamis, 24 Juni 2021 | 16:15 WIB Last Updated 2021-07-10T06:36:53Z
Pelayanan KB serentak sejuta akseptor di Puskesmas Buhit Pangururan.

Kabar Center - Samosir

TNI melalui Babinsa Koramil 03/Pangururan ikut menghadiri pelayanan KB serentak sejuta akseptor di Puskesmas Buhit Pangururan, Kamis (24/06). Kegiatan ini merupakan bagian dari Hari Keluarga Nasional ke-28.

"TNI melalui babinsa senantiasa hadir di tengah-masyarakat dalam mendukung program pemerintah. Pelayanan KB ini merupakan program pemerintah dengan harapan terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk," kata Danramil 03/Pangururan Kapt. Inf. Donald Panjaitan melalui Serda T. Sihotang kepada wartawan.

Dikatakan Sihotang, TNI berperan dalam berbagai program pemerintah, dimana salah satunya adalah Program Kesehatan, Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di samping program Pertanian dan kelestarian Lingkungan.

"Manunggal TNI KB Kesehatan sudah jadi agenda Nasional yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun. Pencanangan dilaksanakan mulai dari level Pusat hingga wilayah Koramil di seluruh Indonesia," katanya.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Puskesmas Buhit, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Samosir, Kepala Kantor KB Samosir dan masyarakat penerima KB. 

Sejarah Hari Keluarga Nasional (Harganas)

Perlu diketahui, mengutip dari laman keluargaindonesia.id, tahun 1945 Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya. Namun situasi bangsa ini belum begitu kondusif. Bahkan untuk mempertahankan kemerdekaan, diberlakukannya wajib militer bagi rakyat. 

Hal ini menjadikannya mereka berpisah dengan keluarga. Melalui perjuangan yang gigih, pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu kemudian, tepatnya 29 Juni 1949, para pejuang kembali kepada keluarganya. Inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas)

Pada saat itu pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah disamping keinginan kuat untuk mengganti keluarganya yang gugur dalam peperangan, mengakibatkan perkawinan dini tinggi. Tentunya kesiapan yang kurang saat menikah dini sangat berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi ketika itu.

Tercatat dalam sejarah bahwa tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat program Keluarga Berencana (KB), sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Hari itu sebagai hari kebangkitan keluarga Indonesia. Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB.

Selama kurun waktu dua puluh tahun, telah banyak keberhasilan program KB termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi negara-negara lain. Program Kependudukan dan KB berhasil meraih penghargaan UN Population Award. Pada gilirannya, pada 1992 Presiden Republik Indonesia (RI) saat itu menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional. 

Penetapan ini dilatarbelakangi pemberian penghargaan kepada rakyat Indonesia yang telah berjuang merebut dan mempertahankan RI dengan meninggalkan keluarganya.

Harganas dimaksudkan untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga diharapkan menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara dan memantapkan serta mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.

Akhirnya, Harganas mendapat legalitas. Pada 15 September 2014 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional. (*)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini