Notification

×

Iklan

Iklan

Pantas Marroha Sinaga: Asal-usul Itu Sangat Berharga

Kamis, 29 April 2021 | 23:21 WIB Last Updated 2021-05-31T15:53:46Z
Kiri ke kanan | Wakil Ketua DPRD Samosir Pantas Marroha Sinaga, Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Kebudayaan Kabupaten Samosir, Waston Simbolon, Ketua Tim Penelitian Arkeologi dalam hal melacak jejak budaya hidup menetap Masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir Yance dan Tokoh Seniman dan Budaya Thomson Hutasoit.

Kabar Center - Samosir

Dukungan masyarakat, terlebih masyarakat pecinta budaya dan sejarah yang ada di Kabupaten Samosir dalam memberikan pandangan-pandangan, masukan-masukan tentang peradaban jejak orang batak di Kabupaten Samosir adalah hal yang sangat penting.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir Pantas Marroha Sinaga kepada wartawan usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) "Melacak Jejak Budaya Hidup Menetap Masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir",  di Hotel Aek Rangat, Rabu (28/04).

Diskusi yang dilakukan ini kata Pantas adalah membahas dan meneliti jejak peradaban Batak Toba di Samosir yang memang dianggap sudah mulai luntur. "Hal itu sudah perlu kita lakukan penelitian-penelitian bahwa dari mana dan kemana tempat tinggal Batak Toba yang ada di Kabupaten Samosir," kata pria yang mudah bergaul ini.

Dirinya berharap, dukungan masyarakat terlebih masyarakat pecinta budaya dan sejarah yang ada di Kabupaten Samosir memberikan pandangan-pandangan, masukan-masukan tentang peradaban jejak orang batak di Kabupaten Samosir.

"Dan itu yang saya sampaikan tadi dalam diskusi beberapa hal yang saya ketahui terkait peradaban jejak orang Batak," katanya.

Menurutnya, bersinergi dengan semua pihak untuk berkarya nyata, bahwa sejarah budaya, sejarah, asal usul itu sangat perlu dijaga dan pelihara. "Dimana inilah aset kabupaten samosir yang sangat berharga," ujarnya.

"Samosir ini, tanpa budaya, tanpa sejarah tanpa situs, saya rasa samosir ini tak ada apa-apa nya," lanjut politikus Partai Nasdem ini.

Dalam diskusi tersebut katanya disepakati bahwa Sianjurmulamula adalah titik nol. 

"Tapi kenapa kita tidak mencoba sesuatu hal untuk mengangkat itu kembali. Kearifan lokal dan budaya yang ada di Samosir ini kita gali kembali dan bisa kita pertunjukkan dan ceritakan kepada orang-orang yang datang ke Samosir," kata Pantas.

Dirinya pun sangat berterimakasih kepada Balai Arkeologi, karena telah melakukan penelitian di Kabupaten Samosir mencoba mencari jejak perkampungan-perkampungan seperti di Kecamatan Sitiotio, Sianjurmulamula, Onanrunggu, Simanindo dan seluruh kecamatan di Samosir.

"Karena 2 minggu ini mereka melakukan penelitian dan sosialisasi, apakah masyarakat senang apa yang dilakukan arkeolog dalam melakukan penelitian di desa masing-masing," katanya.

Pantas menyebut, ada rumah yang sangat tua dan perlu perhatian dari pemerintah. "Juga dari pihak arkeolog, Disbudpora bahwa itu perlu dijaga dan dipelihara," pungkasnya.

Sementara itu Yance selaku Ketua Tim Penelitian Arkeologi dalam hal melacak jejak budaya hidup menetap Masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir mengatakan, diskusi dilaksanakan dengan mengundang Dinas Kebudayaan Kabupaten Samosir, pemerhati budaya dari DPRD Samosir dan juga tokoh masyarakat yang punya apresiasi tinggi terhadap budaya di Samosir.

"Kami berharap ada keterlibatan masyarakat dalam upaya pelestarian benda-benda cagar budaya di Samosir, ada terjadi peningkatan apresiasi masyarakat terhadap peninggalan-peninggalan leluhurnya, dan bisa menjadi ujung tombak terdepan dalam memantau apakah itu penemuan situs baru, apakah itu tindakan pengrusakan terhadap bangunan-bangunan cagar budaya, dengan begitu kita akan dapat melakukan upaya pelestarian lebih baik lagi," pungkas Dosen Budaya Universitas Sumatera Utara itu.. (MS/kc4)

Ikuti berita terkini dari Kabar Center di Google News, klik di sini